Mengapa Memilih Open Source

Budhi
7 min readJul 30, 2020

Di mana daya tarik open source?

Photo oleh Pankaj Patel di Unsplash

Open-source atau sumber terbuka sudah tidak asing lagi dan istilah tersebut sudah masuk dalam bahasa sehari hari di kalangan umum. Kalau sedang berbicara dengan teman-teman yang berprofesi di bidang IT, tidak jarang tema pembicaraan seputar framework baru, tools, teknologi dan perangkat lunak yang digunakan menjadi topik pembicaraan utama. Jika “ngintip” laptop teman-teman developer, perangkat lunak yang digunakan bervariasi dari Visual Studio Code, Atom, sampai Openvpn, SSH, Keepass, Firefox, Postman dan Insomnia. Bahkan sampai GIMP pengganti Photoshop, LibreOffice pengganti Office, Thunderbird untuk email, serta VLC untuk musik dan video.

Apapun yang dibutuhkan, pasti ada aplikasi open source. Di dalam laptop teman-teman, perangkat lunak yang berbayar hampir bisa dihitung pakai jari satu tangan. Orang Indonesia cinta dengan kata kata gratis. Mengapa bayar kalau bisa gratis?

Sejarah open source

Awal atau generasi pertama open software adalah generasi Richard Stallman, pendiri gerakan perangkat lunak terbuka pada tahun 1980an dengan GNU dan FSF. Para penghobi open source di generasi pertama masih langka dan dianggap memberontak melawan perusahan perusahan besar, perusahaan perangkat lunak tertutup. Pada masa itu, perangkat keras dan komputer pribadi masih sangat langka, mahal dan cara mereka belajar adalah dengan saling berbagi source code.

Generasi kedua open source adalah generasi Linus Tovald dengan kernel Linux, dimana sistem operasi Linux dan aplikasi aplikasi open source mulai sangat populer. Ideologi para programmer di generasi kedua mengarah kepada praktis dan ekonomis. Aplikasi open source generasi kedua ini mulai berkembang, tapi masih perlu usaha untuk instalasi dan konfigurasi. Untungnya, jerih payah mereka menghasilkan sistem operasi Linux dan nantinya Android yang merajai market share sampai hari ini.

Pasti tak terbayang oleh para pelopor jika Linux dan open source mendominasi sekarang ini, generasi ketiga. Microsoft yang dengan giat menuntut hak cipta melawan Linux selama beberapa dekade lalu, saat ini menjadi salah satu pendukung terbesar open source. Pada 2018 Microsoft melepas 60,000 hak cipta untuk digunakan industry open source secara bebas, bahkan teman-teman bisa install Linux dalam Windows dengan Windows Subsystem for Linux (WSL). Aplikasi open source generasi tiga dewasa ini sudah banyak sekali, gampang di-install dan digunakan.

Daftar penyumbang open source menurut Github pada 2019

Kualitas open source

Para programer generasi ketiga tidak lagi menggunakan kaos tie-dye, rambut panjang dan membrontak melawan mega korporasi. Mereka adalah karyawan biasa, menggunakan open source bukan karena ideologi, tapi karena praktis dan ada ratusan pilihan aplikasi berskala industri. Bahkan banyak sekali perusahaan dan industri yang dengan aktif merilis aplikasi open source. Industri teknologi dibangun dengan skala besar karena sukses dari proyek terbuka di bidang database, pencarian, kontainer, integrasi dan deployment, sampai teknologi cloud. Tanpa semua ini, Facebook, Google, Amazon, dan hampir setiap perusahaan teknologi modern lainnya tidak akan ada. Akan tetapi, dengan maraknya perangkat terbuka yang bebas di manipulasi, bagaimana dengan resiko keamanan dan kualitas?

Survei menemukan kualitas perangkat lunak yang lebih tinggi (33%) adalah alasan utama mereka memilih open source, diikuti oleh total biaya kepemilikan yang lebih rendah (30%) dan keamanan yang lebih baik (29%) [redhat article dan graph]

Red Hat Enterprise

“given enough eyeballs, all bugs are shallow” — Eric S. Raymond (1999)

Menurut octoverse.github.com pada tahun 2019 terjadi lebih dari 7.6 juta perbaikan keamanan[14]. Dalam sistem sumber terbuka, dimana setiap orang dengan mudah bisa mengunduh, mempelajari setiap baris source, memungkinkan kesalahan untuk terdeteksi dan kontribusi untuk fitur fitur baru. Sebuah survey oleh Red Hat[8], melaporkan bahwa pemuka teknologi memilih perangkat lunak terbuka karena alasan kualitas (33%) dan keamanan (29%).

Di masa lesunya ekonomi beberapa tahun belakangan ini, ongkos adopsi perangkat lunak terbuka merupakan daya tarik yang kuat untuk perusahan perusahan teknologi. Menurut survei Red Hat, sebanyak 30% respondent mimilih perangkat lunak terbuka sebagai alasan ongkos adopsi. Dan laju adopsi perangkat terbuka diprediksi tetap akan terus naik 45% lebih dalam dua tahun ke depan.

Sebuah laporan oleh Standish Group tahun 2008 mengatakan bahwa adopsi software menghasilkan penghematan sekitar 60 milyar Dollar AS (48 milyar Euro) per tahun untuk konsumen[14].

Open source bukan berarti gratis

Untuk sebagian besar orang, istilah open source identik dengan “software gratis.” Tentunya makna dalam kata open adalah ketersediaan source code. “Free” yang tersirat dalam “open source” adalah kebebasan publik untuk mengunduh, merubah, mendistribusi kembali versi mereka. “Free” dalam hal ini ibarat “free speech” bukan “free beer”[1]. Yang pasti, “open” belum tentu “gratis”. Sebagai contoh, perusahaan open source terkemuka Red Hat dibeli oleh IBM dengan harga fantastis, 34 miliyar Dollar AS[2]. Pada tahun 2012, Red Hat adalah perusahaan open source pertama yang memiliki pendapatan melebihi 1 milyar Dollar AS[3]. Angka tersebut naik ke 2.05 milyar Dollar AS pada tahun 2015. Red Hat telah membuktikan bahwa bisnis model yang menyediakan software terbuka bisa sangat menguntungkan. Walaupun software gratis, Red Hat juga menyediakan, dukungan teknis, dari instalasi, pelatihan, sampai sertifikasi.

2018 was an amazing year for OSS

Banyak model bisnis yang sangat sukses dengan memberi nilai tambah pada sebuah aplikasi open source. Github.com, situs yang menyediakan servis sistem kontrol versi berbasis git pada tahun 2008 memiliki hanya 300 ribu repository. Sepuluh tauhun kemudian, pada Tahun 2018, Github menyimpan lebih dari 100 juta repository. Alhasil, pada tahun 2018 Microsoft membeli Github seharga 7.5 milyar Dollar AS.

Successful IPOs from OSS

Masa depan open source

Tahun 2018 adalah tahun yang luar biasa untuk industri open source, apakah akan terus tetap terjadi untuk generasi-generasi keempat, lima dan seterusnya? Susah melakukan prediksi di industri yang cepat berubah dan berkembang, akan tetapi ada beberapa indikator yang bisa mebuat kita optimis. Keberhasilan industri mengambil untung dari berbagai proyek open source, dan dukungan perusahaan Big Tech seperti Google, Amazon, Microsoft, Facebook dan banyak lagi menjadi pendorong yang kuat. Saat ini, open source sudah menjadi pilihan utama untuk kualitas, keamanan, total biaya kepimilikan yang rendah.

20 Negara pengguna open source (2019)

Walaupun komunitas open source sedang berkembang pesat dibanding negara tetangga Indonesia masih ketinggalan, baik dari segi partisipasi atau kontribusi. Jika orang indonesia gemar dengan barang gratis, maka komunitas open source indonesia harus lebih aktif.

Bibliografi

  1. Richard Stallman (2020/01/07), “Why Open Source misses the point of Free Software”, https://www.gnu.org/philosophy/open-source-misses-the-point.en.html
  2. Andrew Liptalk (2018–10–28), “IBM will acquire open-source cloud software Red Hat”. www.theverge.com/2018/10/28/18035086/ibm-red-hat-acquisition-open-source-cloud-software-company
  3. Andew Webster (2012–3–28). “Red Hat becomes first open-source software company with over $1 billion in revenue”. https://www.theverge.com/2012/3/28/2908509/red-hat-open-source-company-revenue
  4. Johnson, K (2018–11–8). “Github passes 100 Million Repositories.” https://venturebeat.com/2018/11/08/github-passes-100-million-repositories
  5. Lardinois, F (2018–7–2). “Micro Focus sells Suse for $2.5B”. https://techcrunch.com/2018/07/02/micro-focus-sells-suse-for-2-5b
  6. Myers, Astasia. “2018: The Biggest Year for Open Source Software Ever! (Part Deux)”. Medium, Memory Leak, 5 Dec. 2018, https://medium.com/memory-leak/2018-the-biggest-year-for-open-source-software-ever-part-deux-8d1b33fe47e4.
  7. Finley, Klint. “‘Netflix for Open Source’ Wants Developers to Get Paid”. Wired, WIRED, 24 Sept. 2018, https://www.wired.com/story/netflix-open-source-wants-developers-get-paid
  8. Navin Suri, (2016–3–20) “The SIX Compelling Benefits of Open Source Software For Organisations”. https://www.linkedin.com/pulse/six-compelling-benefits-open-source-software-navin-suri/. Retrieved 2020–07–07
  9. “The State of Enterprise Open Source”, https://www.redhat.com/cms/managed-files/rh-enterprise-open-source-report-detail-f21756-202002-en.pdf. Retrieved 2020–07–07
  10. By Benjamintf1 — Own work, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=35656954
  11. Tozzi, Christophe. “FOSS History in Retrospect: 3 Generations of Open Source Coders and Users — Channel Futures”. Channel Futures, 4 Nov. 2016, https://www.channelfutures.com/open-source/foss-history-in-retrospect-3-generations-of-open-source-coders-and-users.
  12. Levin, P. “Why There Will Never Be Another RedHat: The Economics Of Open Source”. TechCrunch, TechCrunch, 13 Feb. 2014, https://techcrunch.com/2014/02/13/please-dont-tell-me-you-want-to-be-the-next-red-hat
  13. Bayern, Macy. “The Future of Open Source: 3 Discoveries”. TechRepublic, TechRepublic, 9 Dec. 2019, https://www.techrepublic.com/article/the-future-of-open-source-3-discoveries/
  14. “The State of the Octoverse | The State of the Octoverse Celebrates a Year of Building across Teams, Time Zones, and Millions of Merged Pull Requests”. The State of the Octoverse, Github, <https://octoverse.github.com/. Accessed 6 July 2020
  15. Hoffa, Felipe. “400,000 GitHub Repositories, 1 Billion Files, 14 Terabytes of Code: Spaces or Tabs?” Medium, Medium, 30 Aug. 2016, https://medium.com/@hoffa/400-000-github-repositories-1-billion-files-14-terabytes-of-code-spaces-or-tabs-7cfe0b5dd7fd
  16. David A. Wheeler (July 18 2015). “Why Open Source Software / Free Software (OSS/FS, FLOSS, or FOSS)? Look at the Numbers!” https://dwheeler.com/oss_fs_why.html
  17. ”Standish Newsroom — Open Source” (Press release). Boston. 16 April 2008. Archived from the original on 18 January 2012. Retrieved 8 September 2008.
  18. Rothwell, Richard (5 August 2008). “Creating wealth with free software”. Free Software Magazine. Archived from the original on 8 September 2008. Retrieved 8 September 2008.
  19. Hoffa, Felipe (8 Sep 2016). “What countries have more open source developers per capita than the US?”. https://medium.com/@hoffa/github-top-countries-201608-13f642493773.
  20. Lakshminarayanan, Ram. “Open Source Provides Compelling Benefits to Business | ZDNet.” ZDNet, ZDNet, 31 July 2014, https://www.zdnet.com/article/open-source-provides-compelling-benefits-to-business/.
  21. Finley, Klint. “Microsoft Calls a Truce in the Linux Patent Wars | WIRED.” Wired, WIRED, 11 Oct. 2018, https://www.wired.com/story/microsoft-calls-truce-in-linux-patent-wars/.

--

--